Dalam beberapa dekade terakhir, para ilmuwan dan ahli psikologi mulai melihat bahwa kecanduan bukan hanya terbatas pada zat seperti narkoba atau alkohol, tetapi juga pada perilaku tertentu—termasuk perjudian. Namun, masih banyak perdebatan di masyarakat: Apakah kecanduan judi sama seriusnya dengan kecanduan narkoba? Apakah keduanya bekerja melalui mekanisme otak yang serupa?
Artikel ini membahas secara mendalam kesamaan dan perbedaan antara kecanduan judi dan kecanduan narkoba dari sudut pandang ilmiah, neurologis, dan psikologis. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang objektif dan akurat tentang bagaimana dua jenis kecanduan ini memengaruhi otak, perilaku, dan kehidupan seseorang.
1. Definisi Kecanduan: Zat vs. Perilaku
a. Kecanduan Narkoba
Kecanduan narkoba adalah kondisi kronis dan kompleks yang ditandai oleh penggunaan kompulsif zat meskipun terdapat konsekuensi buruk. Zat yang digunakan mengubah fungsi otak dan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.
Contoh zat adiktif:
- Kokain
- Heroin
- Alkohol
- Amfetamin
b. Kecanduan Judi
Kecanduan judi, atau disebut juga Gambling Disorder, adalah kondisi psikologis di mana seseorang terus berjudi meskipun mengalami kerugian finansial, sosial, atau emosional.
Berbeda dengan kecanduan zat, tidak ada substansi eksternal yang dikonsumsi, namun efek terhadap otak dan perilaku sangat mirip dengan kecanduan narkoba.
2. Kesamaan Neurologis: Dopamin dan Sistem Reward Otak
a. Peran Dopamin
Baik narkoba maupun judi mengaktifkan sistem dopaminergik di otak, terutama di nucleus accumbens dan ventral tegmental area, yang merupakan bagian dari sistem reward.
- Dopamin dilepaskan ketika seseorang mengalami pengalaman menyenangkan.
- Pada pecandu, dopamin dilepaskan bukan hanya saat menikmati hasil (menang atau efek euforia), tetapi juga saat mengantisipasi pengalaman tersebut.
b. Studi Neurosains
Penelitian menggunakan fMRI dan PET scan menunjukkan bahwa:
- Aktivitas otak pada pecandu judi saat bermain hampir identik dengan pecandu kokain saat mengonsumsi obat.
- Penurunan fungsi prefrontal cortex terlihat pada kedua kelompok, yang menyebabkan pengambilan keputusan buruk dan impulsif.
3. Tanda dan Gejala yang Mirip
a. Gejala Umum pada Kedua Kecanduan:
- Obsesi dan pikiran kompulsif terhadap aktivitas atau zat
- Kehilangan kendali untuk berhenti meskipun sadar akan dampaknya
- Toleransi (harus melakukan lebih banyak untuk merasakan efek yang sama)
- Gejala penarikan psikologis saat mencoba berhenti (depresi, kegelisahan, iritabilitas)
- Mengabaikan tanggung jawab pekerjaan, keluarga, dan sosial
b. Chasing the High vs. Chasing Losses
- Pecandu narkoba mengejar efek euforia dari zat.
- Pecandu judi mengejar kemenangan untuk menggantikan kerugian sebelumnya (chasing losses).
4. Perbedaan Utama antara Kecanduan Judi dan Narkoba
a. Ketergantungan Fisik
- Kecanduan narkoba biasanya menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala penarikan yang nyata secara biologis.
- Kecanduan judi lebih bersifat psikologis, meskipun efek stresnya bisa memicu gangguan fisik sekunder.
b. Deteksi dan Diagnosa
- Kecanduan narkoba bisa dideteksi melalui tes laboratorium atau urine test.
- Kecanduan judi lebih sulit dideteksi secara objektif dan sering bergantung pada laporan perilaku.
c. Stigma Sosial
- Pecandu narkoba sering menghadapi stigma yang lebih berat karena asosiasi kriminalitas.
- Pecandu judi mungkin terlihat “normal” di permukaan, tetapi diam-diam mengalami kerusakan finansial dan relasional yang serius.
5. Konsekuensi Sosial dan Ekonomi yang Setara
a. Kerugian Finansial
- Kecanduan judi dapat menguras tabungan, menyebabkan utang besar, dan bahkan tindakan ilegal seperti penggelapan.
- Pecandu narkoba sering menggunakan uang dalam jumlah besar untuk membeli zat, dengan risiko ekonomi serupa.
b. Keretakan Hubungan Pribadi
- Kedua jenis kecanduan dapat merusak hubungan keluarga, menyebabkan perceraian, dan menimbulkan konflik sosial.
c. Risiko Kriminalitas
- Pecandu narkoba mungkin terlibat dalam aktivitas ilegal untuk mendapatkan zat.
- Pecandu judi bisa melakukan penipuan atau pencurian untuk terus membiayai kebiasaan mereka.
6. Penanganan dan Rehabilitasi: Apakah Sama?
a. Pendekatan Terapi
Keduanya dapat ditangani dengan pendekatan serupa:
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
- Motivational Interviewing (MI)
- Support group seperti Gamblers Anonymous atau Narcotics Anonymous
b. Obat-Obatan
- Untuk pecandu narkoba, obat seperti methadone, buprenorphine, atau naltrexone digunakan untuk membantu pemulihan.
- Untuk kecanduan judi, obat SSRI atau opioid antagonist seperti naltrexone juga digunakan dalam beberapa kasus.
c. Rehabilitasi Jangka Panjang
Kedua jenis kecanduan membutuhkan:
- Dukungan keluarga dan sosial
- Konseling berkelanjutan
- Pengelolaan pemicu (trigger) dan relaps
Kesimpulan
Secara neurologis dan psikologis, kecanduan judi sangat mirip dengan kecanduan narkoba. Keduanya mengaktifkan sistem reward otak, menurunkan fungsi kontrol diri, dan menyebabkan perilaku kompulsif yang merusak. Meskipun kecanduan judi tidak melibatkan zat kimia eksternal, efeknya terhadap otak dan kehidupan seseorang bisa sama destruktifnya.
Memahami persamaan ini penting untuk menumbuhkan empati dan pendekatan yang lebih inklusif dalam penanganan masalah kecanduan. Baik pecandu narkoba maupun pecandu judi membutuhkan dukungan, bukan stigma—serta akses ke terapi, pemulihan, dan rehabilitasi yang sesuai.